Perkembangan penanaman modal dapat dilihat dari jumlah proyek dan nilai invetasi yang telah disetujui. Pada tahun 2010, Jumlah Proyek PMDN yang disetujui sebanyak 85 proyek dengan nilai investasi sebesar 40868796 Juta Rupiah. Sedangkan PMA yang disetujui 114 proyek dengan nilai investasi 2053716 Ribu US$. Penanaman modal di Provinsi Jawa Timur ini paling banyak pada bidang usaha industri makanan, industri farmasi dan bahan kimia. 

Banyaknya Proyek PMDN yang disetujui menurut sektor di Jawa Timur Tahun 2010

Sektor

Proyek

Investasi

(000 000 Rp)

Sektor Primer

 

 

Tanaman Pangan Perkebunan

 

 

Peternakan

1

35000

Kehutanan

 

 

Perikanan

 

 

Pertambangan

 

 

Sektor Sekunder

 

 

Industri Makanan

26

5133780

Industri Tekstil

2

153116

Industri Barang dari kulit dan alas kaki

 

 

Industri Kayu

2

40394

Industri kertas dan percetakan

10

7318828

Industri kimia dan farmasi

20

16204005

Industri karet dan plastik

3

99570

Industri mineral non logam

8

1784648

industri logam, mesin dan elektronik

 

 

Ind. Intru Kedokteran, Presisi & optik & Jam

 

Industri kendaraan bermotor & alat transportasi lain

 

Industri lainnya

4

1055965

Sektor Tersier

 

 

Listrik, Gas dan air

 

 

Bangunan

 

 

Perdagangan & Reparasi

3

179530

Hotel & Restoran

1

260000

Pengangkutan, Gudang dan Komunikasi

 

 

Perumahan, Kawasan Ind & Perkantoran

2

953018

Jasa lainnya

3

7650942

Jumlah

85

40868796

  Sumber: Provinsi Jawa Timur dalam angka, 2011


Banyaknya Proyek PMA yang disetujui menurut sektor di Provinsi Jawa Timur Tahun 2010

Sektor

Proyek

Investasi (000 US $)

Sektor Primer

 

 

Tanaman Pangan Perkebunan

3

57230

Peternakan

 

 

Kehutanan

 

 

Perikanan

 

 

Pertambangan

 

 

Sektor Sekunder

 

 

Industri Makanan

24

584080

Industri Tekstil

6

25017

Industri Barang dari kulit dan alas kaki

4

17917

Industri Kayu

7

65693

Industri kertas dan percetakan

 

 

Industri kimia dan farmasi

26

901773

Industri karet dan plastik

2

4600

Industri mineral non logam

9

105382

industri logam, mesin dan elektronik

12

36178

Ind. Intru Kedokteran, Presisi & optik & Jam

 

Industri kendaraan bermotor & alat transportasi lain

3

11266

Industri lainnya

5

65407

Sektor Tersier

 

 

Listrik, Gas dan air

 

 

Bangunan

1

1000

Perdagangan & Reparasi

8

7650

Hotel & Restoran

1

14611

Pengangkutan, Gudang dan Komunikasi

 

 

Perumahan, Kawasan Ind & Perkantoran

2

154912

Jasa lainnya

1

1000

Jumlah

114

2053716

 Sumber: Provinsi Jawa Timur dalam angka, 2011

Melihat perkembangan investasi yang cukup baik di Jawa Timur, maka prospek perkembangan di Jawa Timur ini pun akan terus berjalan lebih pesat lagi dengan segala sarana dan prasarana yang telah disediakan. Berikut beberapa potensi investasi Provinsi Jawa Timur yang telah diidentifikasi yang meliputi pertanian bahan makanan, peternakan, perkebunan, pertambangan dan energi,serta kehutanan. Berikut penjelasan mengenai potensi investasi yg ada di Provinsi Jawa Timur.


Potensi Pertanian Tanaman Pangan

Produksi komoditas unggulan tanaman pangan di Provinsi Jawa Timur meliputi ubi kayu (194,89 kw/ha) dengan potensi yang terbesar terdapat di Kab. Kediri, Kab. Magetan, Kab. Ponorogo, Kab. Tulungagung dan Kab. Pasuruan. Selanjutnya ubi jalar (94,19 kw/ha) di Kab. Tulungagung, Kab. Pasuruan, Kab. Jombang, Kab. Bondowoso, dan Kab. Lamongan; Padi sawah (59,29 kw/ha) di Kab. Pasuruan, Kab. Magetan, Kota Kediri, Kab. Banyuwangi, dan Kab. Ponorogo; Jagung (44,42 kw/ha) di Kab. Magetan, Kab. Jombang, Kab. Mojokerto, Kab. Banyuwangi, dan Kab. Nganjuk; serta sorgum (28,78 kw/ha) di Kab. Malang, Kab. Pasuruan, Kab. Lamongan, Kab. Probolinggo, dan Kab. Sampang.


Potensi Investasi Sektor Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur

No

Komoditas

Potensi

Potensi

1

Ubi Kayu

Kab. Kediri

258,05 kw/ha

 

 

Kab. Magetan

256,25 kw/ha

 

 

Kab. Ponorogo

249,10 kw/ha

 

 

Kab. Tulungagung

232,30 kw/ha

 

 

Kab. Pasuruan

230,46 kw/ha

 

 

Prov. Jawa Timur

194,89 kw/ha

2

Ubi Jalar

Kab. Tulungagung

118,39 kw/ha

 

 

Kab. Pasuruan

114,56 kw/ha

 

 

Kab. Jombang

110,00 kw/ha

 

 

Kab. Bondowoso

108,78 kw/ha

 

 

Kab. Lamongan

105,38 kw/ha

 

 

Prov. Jawa Timur

94,19 kw/ha

3

Padi Sawah

Kab. Pasuruan

65,62 kw/ha

 

 

Kab. Magetan

65,51 kw/ha

 

 

Kota Kediri

65,33 kw/ha

 

 

Kab.Banyuwangi

64,58 kw/ha

 

 

Kab. Ponorogo

63,41 kw/ha

 

 

Prov. Jawa Timur

59,29 kw/ha

4

Jagung

Kab. Magetan

62,82 kw/ha

 

 

Kab. Jombang

60,45 kw/ha

 

 

Kab. Mojokerto

60,25 kw/ha

 

 

Kab. Banyuwangi

59,78 kw/ha

 

 

Kab. Nganjuk

59,07 kw/ha

 

 

Prov. Jawa Timur

44,42 kw/ha

5

Sorghum

Kab. Malang

30,00 kw/ha

 

 

Kab. Pasuruan

30,00 kw/ha

 

 

Kab. Lamongan

29,76 kw/ha

 

 

Kab. Probolinggo

28,38 kw/ha

 

 

Kab. Sampang

27,37 kw/ha

 

 

Prov. Jawa Timur

28,78 kw/ha

Sumber: BPS, Provinsi Jawa Timur dalam Angka 2011, dan Hasil Analisis


Potensi Perkebunan

Potensi perkebunan di Provinsi Jawa Timur dikembangkan berdasarkan fungsi kawasan dan potensi yang ada pada daerah masing-masing berdasarkan prospek ekonomi yang dimiliki. Mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur, Pengembangan kawasan perkebunan terdiri dari perkebunan tanaman semusim dan perkebunan tanaman tahunan. Produktivitas terbesar dari komoditas unggulan perkebunan semusim adalah tebu (51,53 kw/ha). Sedangkan perkebunan tanaman tahunan meliputi kakao (40,24 kw/ha), kelapa (8,83 kw/ha), karet (6,35 kw/ha) dan kopi (5,83 kw/ha). Adapun persebaran wilayah pengembangan komoditas tersebut seperti tabel di bawah ini:

Potensi Investasi Sektor Perkebunan Provinsi Jawa Timur

No

Komoditas

Potensi

Potensi

 1

Tebu

Kab. Banyuwangi

145,39 kw/ha

 

 

Kab. Tuban

126,42 kw/ha

 

 

Kab. Probolinggo

124,75 kw/ha

 

 

Kab. Sidoarjo

93,51 kw/ha

 

 

Kab. Nganjuk

79,68 kw/ha

 

 

Prov. Jawa Timur

51,53 kw/ha

 2

Kakao

Kab. Gresik

5,56 kw/ha

 

 

Kab. Bangkalan

5,00 kw/ha

 

 

Kab. Bondowoso

5,00 kw/ha

 

 

Kab. Kediri

5,01 kw/ha

 

 

Kab. Malang

4,87 kw/ha

 

 

Prov. Jawa Timur

40,24 kw/ha

Kelapa

Kab. Banyuwangi

11,43 kw/ha

 

 

Kab. Gresik

11,23 kw/ha

 

 

Kota Blitar

12,38 kw/ha

 

 

Kota Mojokerto

12,19 kw/ha

 

 

Kota Malang

10,62 kw/ha

 

 

Prov. Jawa Timur

8,83 kw/ha

 4

Karet

Kab. Banyuwangi

12,28 kw/ha

 

 

Kab. Jember

12,94 kw/ha

 

 

Kab. Jombang

11,29 kw/ha

 

 

Kab. Lumajang

9,06 kw/ha

 

 

Kab. Malang

6,76 kw/ha

 

 

Prov. Jawa Timur

6,35 kw/ha

 5

Kopi

Kab. Malang

8,39 kw/ha

 

 

Kab. Banyuwangi

7,78 kw/ha

 

 

Kab. Jombang

6,32 kw/ha

 

 

Kab. Gresik

6,29 kw/ha

 

 

Kab. Kediri

6,21 kw/ha

 

 

Prov. Jawa Timur

5,83 kw/ha

Sumber: BPS, Provinsi Jawa Timur dalam Angka 2011, dan Hasil Analisis


Potensi Perikanan dan Kelautan

Potensi perikanan dan kelautan yang dikembangkan di Provinsi Jawa Timur meliputi perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Bila dilihat dari potensinya, perikanan budidaya memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan perikanan laut. Perikanan budidaya yang terbesar meliputi budidaya laut, budidaya tambak, budidaya kolam dan budidaya sawah. Berikut potensi investasi perikanan dan kelautan yang terdapat di Provinsi Jawa Timur.

 

Potensi Investasi Sektor Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur

No

Komoditas

Potensi

Potensi

1

Budidaya Laut

Kab. Sumenep

500.775,2 ton

 

 

Kab. Situbondo

5.962 ton

 

 

Kab. Banyuwangi

4.508,3 ton

 

 

Kab. Gresik

3.036,3 ton

 

 

Kab. Pacitan

1.032 ton

 

 

Prov. Jawa Timur

516.586,3 ton

2

Perairan Laut

Kab. Lamongan

61.436,5 ton

 

 

Kabupaten Sumenep

43.385,6 ton

 

 

Kabupaten Bangkalan

21.037,4 ton

 

 

Kabupaten Pamekasan

19.578,4 ton

 

 

Kabupaten Gresik

16.671,7 ton

 

 

Prov. Jawa Timur

338.915,2 ton

3

Budidaya tambak

Kabupaten Sidoarjo

54.984,7 ton

 

 

Kabupaten Gresik

21.423,5 ton

 

 

Kota Surabaya

9.043,4 ton

 

 

Kabupaten Pasuruan

7.505 ton

 

 

Kabupaten Banyuwangi

7.094,7 ton

 

 

Prov. Jawa Timur

118.651,3 ton

4

Budidaya Kolam

Kabupaten Tulungagung

19.903,2 ton

 

 

Kabupaten Jombang

8.925,7 ton

 

 

Kabupaten Nganjuk

6.421,7 ton

 

 

Kabupaten Kediri

5.161,6 ton

 

 

Kabupaten Jember

28.48,7 ton

 

 

Prov. Jawa Timur

65.125 ton

5

Budidaya Sawah

Kabupaten Lamongan

30.628,1 ton

 

 

Kabupaten Tuban

5.941,9 ton

 

 

Kabupaten Gresik

20.417 ton

 

 

Kabupaten Bojonegoro

327,2 ton

 

 

Kabupaten Nganjuk

30,7 ton

 

 

Prov. Jawa Timur

57.377,9 ton

Sumber: BPS, Provinsi Jawa Timur dalam Angka 2011, dan Hasil Analisis

 

Potensi Peternakan

Potensi peternakan di Provinsi Jawa Timur memiliki nilai yang cukup besar bila dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa. Pengembangan peternakan di Provinsi Jawa Timur ini diarahkan berupa sentra-sentra peternakan yang meliputi sentra peternakan ternak besar, sentra peternakan ternak kecil dan sentra peternakan unggas dan lainnya. Untuk komoditas ternak besar di Provinsi Jawa Timur adalah sapi potong, sapi perah, dan kerbau sedangkan komoditas ternak kecil adalah domba dan kambing. Sedangkan untuk komoditas unggas yang terbesar antara lain ayam pedaging, ayam buras, ayam petelur dan itik. Berikut potensi investasi sektor peternakan di Provinsi Jawa Timur.

Potensi Investasi Sektor Peternakan Provinsi Jawa Timur

No

Komoditas

Potensi

Potensi

1

Sapi Potong

Kabupaten Sumenep

316.571 ekor

 

 

Kabupaten Jember

237.675 ekor

 

 

Kabupaten Tuban

202.835 ekor

 

 

Kabupaten Nganjuk

195.997 ekor

 

 

Kabupaten Bojonegoro

182.937 ekor

 

 

Prov. Jawa Timur

3.745.463 ekor

2

Kambing

Kabupaten Malang

71.600 ekor

 

 

Kabupaten Pasuruan

58.743 ekor

 

 

Kabupaten Tulungagung

24.604 ekor

 

 

Kabupaten Blitar

20.007 ekor

 

 

Kabupaten Kediri

10.744 ekor

 

 

Prov. Jawa Timur

2.822.912 ekor

3

Domba

Kabupaten Bojonegoro

69.182 ekor

 

 

Kabupaten Nganjuk

51.936 ekor

 

 

Kabupaten Situbundo

51.393 ekor

 

 

Kabupaten Probolinggo

46.783 ekor

 

 

Kabupaten Tuban

45.578 ekor

 

 

Prov. Jawa Timur

752.961 ekor

4

Sapi Perah

Kabupaten Malang

71.600 ekor

 

 

Kabupaten Pasuruan

58.743 ekor

 

 

Kabupaten Tulungagung

24.604 ekor

 

 

Kabupaten Blitar

20.007 ekor

 

 

Kabupaten Kediri

10.744 ekor

 

 

Prov. Jawa Timur

231.407 ekor

5

Kerbau

Kabupaten Blitar

8.118 ekor

 

 

Kabupaten Sumenep

7.977 ekor

 

 

Kabupaten Banyuwangi

6.052 ekor

 

 

Kabupaten Lumajang

3.379 ekor

 

 

Kabupaten Tuban

3.364 ekor

 

 

Prov. Jawa Timur

49.638 ekor

Ternak Unggas

 

 

 1

Ayam Pedaging

Kabupaten Malang

15.694.993 ekor

 

 

Kabupaten Blitar

7.133.857 ekor

 

 

Kabupaten Jombang

6.635.511 ekor

 

 

Kabupaten Gresik

3.560.264 ekor

 

 

Kabupaten Nganjuk

3.182.708 ekor

 

 

Prov. Jawa Timur

56.993.631 ekor

 2

Ayam buras

Kabupaten Blitar

2.039.460 ekor

 

 

Kabupaten Tulungagung

1.903.188 ekor

 

 

Kabupaten Jombang

1.363.527 ekor

 

 

Kabupaten Jember

1.334.929 ekor

 

 

Kabupaten Nganjuk

1.159.676 ekor

 

 

Prov. Jawa Timur

24.006.814 ekor

 3

Ayam Petelur

Kabupaten Blitar

9230020 ekor

 

 

Kabupaten Kediri

3038817 ekor

 

 

Kabupaten Tulungagung

2449655 ekor

 

 

Kabupaten Magetan

1326399 ekor

 

 

Kabupaten Malang

1112381 ekor

 

 

Prov. Jawa Timur

21.959.504 ekor

 4

Itik

Kabupaten Blitar

689491 ekor

 

 

Kabupaten Tulungagung

488209 ekor

 

 

Kabupaten Sidoarjo

271212 ekor

 

 

Kabupaten Lumajang

262609 ekor

 

 

Kabupaten Mojokerto

247127 ekor

 

 

Prov. Jawa Timur

3.688.275

Sumber: BPS, Provinsi Jawa Timur dalam Angka 2011, dan Hasil Analisis

Potensi Kehutanan

Pada sektor kehutanan, potensi hutan produksi yang dapat dimanfaatkan. Hutan produksi ini untuk menyediakan komoditas hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan industri. Luas kawasan hutan produksi Jawa Timur berkisar 787.772 ha tersebar di: Kabupaten Bangkalan; Kabupaten Banyuwangi; Kabupaten Blitar; Kabupaten Bojonegoro; Kabupaten Bondowoso; Kabupaten Gresik; Kabupaten Jember; Kabupaten Jombang; Kabupaten Kediri; Kabupaten Lamongan; Kabupaten Lumajang; Kabupaten Madiun; Kabupaten Magetan; Kabupaten Malang; Kabupaten Mojokerto; Kabupaten Nganjuk; Kabupaten Ngawi; Kabupaten Pacitan; Kabupaten Pamekasan; Kabupaten Pasuruan; Kabupaten Ponorogo; Kabupaten Probolinggo; Kabupaten Sampang; Kabupaten Situbondo; Kabupaten Sumenep; Kabupaten Trenggalek; Kabupaten Tuban; Kabupaten Tulungagung; Kota Batu; dan Kota Kediri. Untuk pengolaan hutan produksi yang memiliki potensi investasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

A.     Bahan Mentah (Setengah Jadi)

Getah Pinus

 

Potensi

218.704 ton

Lokasi

Kabupaten Banyuwangi, Jember, Malang, Tulungagung, Trenggalek dan Pacitan.

Sutra Alam

 

Potensi

5.497,94 Ha, dengan produksi 12.786 ton/tahun

Lokasi

tersebar di wilayah selatan Jawa Timur

Madu Lebah

 

Potensi

3.000 Ha dengan produksi 140 ton/tahun

Lokasi

tersebar di wilayah selatan Jawa Timur

 

 

 

 

 


B.   Barang Jadi

Furnitur

 

Potensi

Memiliki 25 perusahaan di Jawa Timur

Lokasi

Surabaya, Tulungagung, Malang dan Trenggalek

Kapal Layar dan Kapal DOk

 

Potensi

Sebanyak 16 perusahaan

Lokasi

Lamongan, Pasuruan, Banyuwangi dan Tulungagung

 

 

 

 

Sumber: BPS, Provinsi Jawa Timur dalam Angka 2011, dan Hasil Analisis

 

Potensi Industri dan Perdagangan

Potensi di sektor industri di Provinsi Jawa Timur hampir tersebar di seluruh kabupaten/kota dengan prioritas pengembangan meliputi: Kabupaten Bangkalan; Kabupaten Banyuwangi; Kabupaten Gresik; Kabupaten Jombang; Kabupaten Lamongan; Kabupaten Malang; Kabupaten Mojokerto; Kabupaten Pasuruan; Kabupaten Probolinggo; Kabupaten Sidoarjo; Kabupaten Tuban; Kota Madiun; dan Kota Surabaya. Industri yang paling banyak terdapat di Provinsi Jawa Timur adalah industri makanan dan minuman yaitu mencapai 1739 industri.

Potensi Investasi Sektor Industri di Provinsi Jawa Timur

No

Golongan Industri

Jumlah

1

Industri Makanan dan Minuman

1739

2

Industri Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya

650

3

Industri Pengolahan Tembakau

559

4

Industri Pakaian Jadi

413

5

Industri Karet, Barang dari bahan kimia

387

Sumber: BPS, Provinsi Jawa Timur dalam Angka 2011, dan Hasil Analisis


Potensi Pariwisata

Potensi pariwisata di Provinsi Jawa Timur cukup banyak mulai dari wisata alam, wisata budaya dan wisata hasil buatan manusia. Dilihat dari jumlah wisatawan yang datang, Kabupaten Malang merupakan daerah yang paling banyak mendatangkan wisatawan domestik.


Potensi Pertambangan

Potensi bahan galian mineral  (golongan A + B + C) Luas lahan 10.992,86 Ha dengan total produksi 29.458.718 ton. Lokasi: tersebar di wilayah selatan Jawa Timur.

Potensi Investasi Sektor Pertambangan Provinsi Jawa Timur

Bahan Galian

 Cadangan (Ton)

 Lokasi

Batu Kapur

 6.017.362.535

Pacitan, Ponorogo, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Gresik, Jember, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep.

Phospat

54.289.437

Pacitan, Trenggalek, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep

Batu Bintang/Kalsit

 2.110.258

Pacitan, Tuban, Gresik (P. Bawean), Blitar, Bondowoso, P. Madura.

Feldspar

 147.990.000

Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang

Ball Clay/Tanah Liat

 348.911.126

Ngawi, Ponorogo, Trenggalek, Mojokerto, Jombang, Malang, Tuban, Lamongan, Gresik, Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Bangkalan, Sampang, Sumenep

Dolomit

 1.673.437.648

Pamekasan, Pacitan, Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Bondowoso, Banyuwangi, Bangkalan, Sampang, Sumenep.

Marmer

 531.155.000

Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Malang, Blitar, Gresik (P. Bawean)

Pasir Kwarsa

 435.117.329

Tuban, Sumenep.

Bentonit

65.294.000

Ngawi, Ponorogo, Pacitan, Blitar, Malang, Bojonegoro.

Emas Perak

 Baru pada tahap Eksplorasi

Pacitan, Malang, Lumajang, dan Banyuwangi.

Mangaan

 Eksploitasi masih dilakukan secara tradisional

Trenggalek dan Tulungagung.

Pasir Besi

 Ketersediaan sangat terbatas

Blitar, Lumajang, dan Jember.

Onyx

 33.750.000 m3

Bojonegoro, Gresik (P. Bawean)

Andesit

 99.265.267 m3

Magetan, Ngawi, Madiun, Ponorogo, Pacitan, Nganjuk, Tulungagung, Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Situbondo, Banyuwangi.

Basalit

 74.500.000 m3

Madiun, Mojokerto, Pasuruan, Malang, Probolinggo.

 Sumber: BPS, Provinsi Jawa Timur dalam Angka 2011, dan Hasil Analisis


Komoditas Investasi yang Diprioritaskan Untuk Dipasarkan

Bidang Pangan

Jawa Timur dengan 38 Kabupaten/Kota merupakan lokasi strategis untuk budidaya tanaman padi, Jagung dan mempunyai potensi prospektif untuk dikembangkan sebagai daerah sentra produksi padi. Selain mempunyai lahan pertanian yang luas, sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Komoditas pertanian tanaman pangan khususnya padi sebesar 10.511.903,53 ton per tahun yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur. Produksi jagung sebesar 57.322.095,2 ton per tahun yang tersebar di seluruh Jawa Timur. Sementara itu, produksi ubi kayu 2.706.870,75 ton per tahun dan tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur. Lokasi yang strategis untuk pengembangan komoditas ubi kayu yang berlokasi di Kabupaten Bondowoso, Lumajang, Malang, Blitar, Gresik, Tuban, Nganjuk, Kediri, Trenggalek, Tulungagung, Jombang, Ponorogo, Pacitan, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Kota Malang.

Selain itu, beberapa potensi investrasi di bidang pangan yang terdapat di Provinsi Jawa Timur antara lain:

Bidang Energi

Bidang Infrastruktur

Potensi investasi di bidang infrastruktur di Provinsi Jawa Timur yang dapat dibangun dalam mendukung berbagai aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur diantaranya:


Pengolahan dan Budidaya Rumput laut di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Sumenep

Jawa Timur merupakan salah satu pusat perdagangan utama internasional pada rumput laut Indonesia. Produksi rumput laut Indonesia yang ditargetkan mencapai 10 juta ton pada tahun 2014.Pada tahun 2009, ekspor rumput laut kering dari pelabuhan Tanjung Perak mencapai 63.772 ton dengan nilai lebih dari US$ 58,369,565.22.

Rumput laut memiliki pasar yang besar harus dipenuhi, disamping pasar domestik ada lima pasar ekspor utama yaitu Cina (27.696), Vietnam (6.099), Korea Selatan (4.203), Filipina (3.109), dan Amerika Serikat (3.035) ton/tahun, sementara ekspor ke Uni Eropa (UE) mencapai 7.674 ton.

Dengan melihat kebutuhan pasar akan rumput laut yang besar harus dipenuhi dan potensi sumberdaya kelautan di Jawa Timur yang mendukung, budidaya rumput laut dan pembangunan industri pengolahannya perlu dilakukan. Perluasan daerah/lahan produksi dan budidaya rumput laut akan dilakukan di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Sumenep. Perluasan daerah/lahan produksi dan budidaya diharapkan dapat meningkatkan jumlah produksi rumput laut untuk memenuhi kebutuhan pasar, meningkatkan kualitas produksi sesuai dengan tuntutan pasar, perluasan tujuan ekspor; dan peningkatan ekspor rumput laut dari provinsi Jawa Timur.

Dengan perkiraan nilai investasi yang diperlukan sebesar US$ 2,000,000.00, investor yang akan berinvestasi dapat membangun kompleks Industri Karagenan, beserta kegiatan operasional dan manajemennya. Pemerintah Provinsi Jawa Timur terutama Dinas Perikanan dan Kelautan dan Badan Penanaman Modal akan membantu proses yang berkaitan dengan investasi Pengolahan dan Budidaya Rumput laut di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Sumenep.


Pembangunan Geothermal Power Plant di Kabupaten Probolinggo dan Lumajang

Energi panas bumi dapat menyediakan sumber tenaga yang bersih dan terbarukan serta dapat memberikan keuntungan yang signifikan. Indonesia mempunyai potensi panas bumi 27 GW atau setara dengan 40% dari cadangan energi panas bumi dunia. Dari potensi ini, baru diproduksi kurang dari 1.000 MW atau kurang dari 4%-nya pada tahun 2007. Di Provinsi Jawa Timur energi panas bumi diperkirakan dapat menghasilkan total energi 1.206,5 MW atau hampir 5% dari total potensi di Indonesia.

Berdasarkan hasil survey sementara yang telah dilakukan oleh Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur Potensi panas bumi di Gunung Lamongan diperkirakan dapat mencapai 147 MW. Sumber energi panas bumi Gunung Lamongan ini berada kurang lebih 20 Km dari Kabupaten Probolinggo, begitu juga jarak tempuh dari pusat kota Kabupaten Lumajang. Dengan daya tersebut diharapkan dengan dibangunnya pembangkit tenaga listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang terletak di Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang ini dapat meningkatkan suplai listrik dalam memenuhi kebutuhan listrik, di Jawa Timur khususnya, melalui sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Pada tahun 2011 ini sedang dilakukan survey pendahuluan (SP) oleh Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah pemerintah dalam memberikan kemudahan bagi investor untuk berinvestasi di Provinsi Jawa Timur di Sektor Energi. Beberapa peraturan perundang-undangan yang merupakan payung hukum dalam penyelenggaraan kegiatan pengusahaan panas bumi ini diantaranya : Undang-undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi, dan Peraturan Menteri Energi Dan Sumberdaya Mineral. Nomor 11 TAHUN 2009 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Panas Bumi.

 

Pembangunan Double Track Kereta Api dari Stasiun Gubeng menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya

Kepadatan lalu lintas yang mengakibatkan kemacetan di jalan-jalan di Kota Surabaya merupakan masalah transportasi yang terjadi saat ini. Kemacetan lalu lintas ini sering terjadi khususnya di pusat-pusat industri dan kawasan perdagangan di Surabaya dan sekitarnya. Untuk mengatasi masalah transportasi orang dan barang, perlu dibangun dan dikembangkan sistem transportasi massal, salah satunya adalah Sistem Transportasi Cepat. Jaringan sistem transportasi cepat menghubungkan pusat industri dan perdagangan di kota Surabaya yaitu Bandara Juanda dan Pelabuhan Tanjung Perak.

Sistem transportasi massal cepat yang dapat dibangun adalah Pembangunan Double Track Kereta Api dari Stasiun Gubeng menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya. Pembangunan jalur kereta api ini berfungsi dalam memfasilitasi arus transportasi orang dan barang dari dan menuju pusat-pusat industri dan perdagangan di Kota Surabaya dan sekitarnya yang selalu tumbuh dari tahun ke tahun. Selain itu, sebagai salah satu solusi dalam rangka membantu memecahkan masalah penumpukan lalu lintas pada jaringan jalan di Kota Surabaya dan sekitarnya.

Double Track Kereta Api ini akan dibangun di sepanjang jaringan kereta api dari stasiun Gubeng Surabaya ke Bandara Juanda di Sidoarjo dan ke Pelabuhan Tanjung Perak untuk panjang sekitar 110 kilometer dan Pengadaan peralatan kereta api cepat transportasi orang sebesar 1 (satu) unit, dengan konsep investasi investor merencanakan, membangun dan membiayai sistem kereta api dan pengadaan transportasi kereta api dengan sistem BTO (Built, Transfer, and Operation). Kemudian Pengoperasian jaringan kereta api akan dilaksanakan oleh PT. Kereta Api Indonesia. Pemilik proyek adalah Departemen Perhubungan Republik Indonesia.

Perkiraan biaya pembangunan Double Track kereta api dari Stasiun Gubeng menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya ini meliputi :

  1. Biaya pembangunan jalur ganda kereta api diperkirakan sekitar US $ 163 juta;
  2. Biaya pengadaan kereta cepat sebanyak 1 (satu) unit diperkirakan sebesar US $ 1,5 milyar; dan
  3. Biaya pembebasan lahan diperkirakan sebesar US $ 26 juta.

Dukungan pemerintah dalam proses pembangunan Double Track Kereta Api dari Stasiun Gubeng menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya adalah pembebasan lahan yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah, serta studi awal/Pra-FS yang sedang dilakukan oleh Departemen Perhubungan Republik Indonesia.